TEKNOLOGI

Bakteri Pemakan Plastik Bisa Atasai Masalah Sampah Plastik Dunia

Ilustrasi ilmuan saat meneliti bakteri. (foto: Pixabay).

Tunasnegeri.com – Polusi plastik menyebabkan dampak parah pada ekosistem laut dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Misalnya, begitu plastik memasuki lautan, dapat mencekik dan menjerat hewan, menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Mikroplastik juga dicerna oleh banyak spesies laut yang dimangsa oleh spesies lain dan kita tangkap untuk dimakan. Setelah tertelan, mikroplastik dapat melarutkan kontaminan beracun yang terkumpul di permukaannya ke dalam tubuh organisme yang telah mengkonsumsinya, menurut IUCN.

Racun tersebut dapat menumpuk dan memindahkan rantai makanan dari kehidupan laut ke manusia, setiap kali kita memakan sesuatu yang telah diambil dari laut.

Di darat, sebagian besar plastik berakhir baik menumpuk di tempat pembuangan sampah atau dibakar menjadi insinerator, yang melepaskan asap beracun. Hanya 16% dari semua plastik yang diproduksi didaur ulang untuk membuat plastik baru, menurut BBC .

Namun, pada tahun 2016 para ilmuwan Jepang membuat penemuan luar biasa yang dapat membantu mengatasi masalah plastik dunia, menurut jurnal Science.

Seperti di kutip dari Live Science, pada Sabtu (26/3/2022). Para ilmuwan mengumpulkan botol plastik di luar fasilitas daur ulang, dan menemukan bahwa spesies bakteri “memakan” melalui mereka.

Biasanya, bakteri menghabiskan waktu mereka untuk menyerap bahan organik mati, tetapi Ideonella sakaiensis telah mengembangkan rasa untuk jenis plastik tertentu yang disebut polietilen tereftalat (PET).

Setelah menganalisis bakteri, para ilmuwan menemukan bahwa bakteri itu menghasilkan dua enzim pencernaan yang disebut hidrolisis PET atau PETase.

Ketika enzim ini berinteraksi dengan plastik PET, ia memecah rantai molekul panjang menjadi rantai yang lebih pendek (monomer) yang disebut asam tereftalat dan etilen glikol. Monomer ini kemudian dipecah lebih lanjut untuk melepaskan energi untuk pertumbuhan bakteri.

Menyusul penemuan bakteri pemakan plastik, banyak ilmuwan genetika telah bereksperimen dengan Ideonella sakaiensis untuk meningkatkan efisiensinya.

Salah satu usaha penelitian semacam itu adalah merekayasa genetika bakteri yang lebih efisien dalam produksi enzim, seperti E.coli, dan mengubahnya menjadi pabrik PETase.

Meskipun penemuan ini menawarkan harapan dalam perang melawan plastik yang menumpuk, para ilmuwan mengingatkan bahwa kita masih bertahun-tahun lagi dari penggunaan komersial secara luas.

Demikian pula PETase hanya menguraikan plastik PET, ada enam jenis plastik lainnya yang masih belum bisa kami uraikan dengan menggunakan enzim.

Sementara itu, HM Arum Sabil seorang praktisi Agribisnis yang menerapkan sistem organik dan zero waste (tidak ada sesuatu yang terbuang) mengungkapkan bahwa di Indonesia ini limbah plastik lebih banyak digunakan karena dianggap lebih praktis, namun dibalik itu semua limbah plastik ini sangat sulit terurai. Untuk itu, maka perlu adanya metode atau cara mengurai plastik salah satunya dengan mikroorganisme pengurai.

“Saya berharap agar penemuan para ilmuwan itu segera di produksi secara komersial secara luas agar masalah terkait dengan sampah plastik bisa segera di atasi,” pungkasnya. (*)

Bagikan Ke:

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like