Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi pabrik dan gudang penggilingan padi di Ngawi dan Madiun. (Istimewa/ Humas Pemprov)
Selasa, 6 April 2021
Tunasnegeri.com – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyoroti keluhan petani terkait tidak terserapnya beras mereka oleh Bulog. Menurut Khofifah, hal ini karena Bulog menerapkan standar yang cukup tinggi, yang sulit dipenuhi petani. Hal itu disampaikan Khofifah di sela-sela kunjungannya ke penggilingan padi yang ada di Ngawi dan Madiun pada Senin (05/04/2021).
“Masalah tidak terserapnya beras oleh Bulog karena Bulog menentukan standart yang cukup tinggi, baik kandungan air, sosok maupun pecahannya,” ujar Khofifah.
Khofifah menilai, saat ini petani membutuhkan alat pengering agar beras bisa sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bulog.
“Petani butuh alat pengering, mekanisasi panen agar losisnya berkurang, pecahannya berkurang dan kadar air juga rendah,” lanjut mantan Mensos ini.

Untuk mengatasi hal itu, dalam waktu dekat Pemprov akan melakukan pertemuan antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dengan Bank Jatim untuk menggunakan skema Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Pemprov akan melakukan pertemuan antara Gapoktan dengan Bank Jatim untuk menggunakan skema PEN dalam minggu ini,” katanya.
Bulan Mei 2021 mendatang adalah puncak panen padi di Jatim, hingga kini Gubernur perempuan pertama di Jatim itu terus melakukan imbauan agar produksi petani langsung terserap dan tidak sampai mengalami jatuh harga. (*)
Reporter: Arip Ripaldi